Selasa, 27 Oktober 2009

profil Mesjid Al-karim Koto Kaciak

PROFIL MASJID RAYA ‘AL-KARIM’ KOTOKACIAK
MANINJAU
KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT.

Tidak Ada keterangan pasti , tahun berapa masjid ini mulai dibangun. Hanya dari berbagai informasi yang diperoleh, bahwa pada pertengahan abad ke 17, ada sebuah masjid bersama antara nagari Kotokaciak dan Koto Gadang, tepatnya terletak di Gobah Koto Gadang, yang Roboh (rebah), sehingga sampai saat ini daerah tersebut masih bernama masjid rebah. Semenjak itu masing-masing Nagari membuat masjid, yaitu masjid Raya Kotokaciak dan Masjid Jami’ak Koto Gadang.Kedua masjid ini dibangun dengan bentuk arsitek yang sama, yang semula beratapkan ijuk. Namun dalam perkembangannya , masjid ini telah mengalami beberapa renovasi. Terakhir pada tahun 1972 Masjid ini direnovasi kembali dan dijadikan dua lantai.
Adalah suatu yang tak bisa dipungkiri, bahwa Kotokaciak, merupakan sentra perkembangan dan kemajuan masyarakat Tanjung Raya, terutama untuk daerah VI Koto. Nagari Kotokaciak telah maju selangkah dibandingkan dengan nagari di sekitarnya. Salah satu buktinya adalah SDNegeri yang ada di Nagari Kotokaciak, merupakan SD ke tiga didirikan di Tanjung Raya, setelah SD I, dan SD ke II di Nagari Maninjau.
Sungguh amat disayangkan, bahwa kita tidak menemukan dokumen yang autentik tentang perkembangan masyarakat dan peran masjid ini, sejak mesjid ini didirikan sampai awal abad ke 20.Namun sejak awal abad ke 20, peran masjid ini begitu dominan dengan nyata, terutama munculnya Ulama-Ulama, yang merupakan pelopor pembaruan masyarakat.

Ada beberapa nama yang mengukir sejarah masyarakat melalui masjid ini, diantaranya adalah :
1. Buya Haji Khatib Basa (terkenal dengan nama Angku Haji Katik)
Beliau terkenal tegas dan pendekar kebenaran. Tokoh yang sangat istiqamah yang tak bisa
Ditawar-tawar dengan apapun dan sangat berperan dalam pembinaan di masjid ini.. Spesialisasinya adalah Tafsir, Bahasa Arab dan Qiraah Quran.
Murid-murid beliau bukan saja dari masyarakat sekitar nagari kotokaciak, bahkan sampai ke Pasaman.


2. Buya Sami’un Imam Marajo.
Beliau terkenal sebagai sosok ulama yang tasamuh dan penuh toleransi, yang diterima oleh segenap lapisan masyarakat. Beliau pendobrak kejumudan dalam masyarakat dan merupakan salah seorang pendiri Organisasi Muhammadiyah di Nagari Kotokaciak.
Ulama yang istiqamah ini memiliki spesialisasi Tafsir, Bahasa Arab dan Qiraah Alquran juga.
Murid-murid beliau menyebar disekitar Tanjung Raya, juga sampai ke Lubuk Basung dan Batu kambing.

3. Buya St. Sari Alam, sebagai Ulama dan Pendidik Ulung, bersama Ulama-Ulama lainnya mendirikan sekolah formal, setingkat SLTA di Nagari Kotokaciak.

4. Buya Haji Muhammad Rasyid.
Beliau merupakan Ulama yang sangat santun, yang dekat dengan seluruh lapisan masyarakat
Dan pelopor kemajuan masyarakat modern di Nagari kotokaciak.

5. Dan lain-lain yang tak sempat disebutkan namanya, namun mempunyai peran yang dominan dalam pembinaan masyarakat melalui masjid ini.

Melalui masjid Raya Al-Karim ini kesemua Ulama diatas mengadakan pertemuan rutin secara
Berkala sekali seminggu berdiskusi tentang topik-topik yang aktual dalam masyarakat, terutama dibidang aqidah, fiqih, tafsir, qiraah quran dan lain-lain.
Pertemuan rutin inilah yang merupakan cikal bakal didirikan lembaga Pendidikan formal PSA dan Mu’allimin setingkat SLTA di nagari Kotokaciak
Adalah Buya Haji Muhammad Rasyid, yang merupakan tokoh yang menjadikan masjid, yang bukan saja tempat ibadah shalat lima waktu, tapi juga sebagai pusat pembinaan umat.
Melalui masjid Raya Al-Karim ini , beliau mempelopori :
1. Pendirian sebuah pabrik Roti.
2. Pendirian sebuah pabrik sabun.
3. Pelatihan keterampilan menjahit.
4. Pelatihan keterampilan memangkas rambut.
5. Penanaman pohon dan penanaman tanaman tumpang sari di pematang sawah.
6. Keterampilan kolam ikan, sehingga didepan dan samping masjid dibuat kolam.
7. Merekrut pemuda putus sekolah sebagai pelopor perekonomian, taat shalat dan peduli kampung. Pemuda ini disebut dengan “PEMUDA SADAR”
8. Pendiri MAN Kotokaciak.

Dan banyak lagi kegiatan masyarakat yang dipelopori melalui masjid. Di belakang masjid berdiri asrama pemuda, sebagai sarana pembinaan untuk kembali ke surau, juga ada sebuah sasaran (tempat latihan) silat tradisional.
Bukan itu saja, sejak tahun 1943 sampai sekarang , di masjid ini selalu diadakan ceramah agama sesudah subuh dan sesudah maghrib sampai Isya, kecuali kalau hari hujan.

Kini …………semua nya sudah sirna……….. Semua lapisan masyarakat meneteskan air mata , menyaksikan masjid mereka telah roboh diguncang gempa tanggal 30 september 2009 yang lalu.
Akankah kita biarkan mereka menangis sambil meratap mengenang masa lalu? Atau mungkinkah ada sekeping hati yang peduli yang akan menahan derasnya air mata masyarakat????. Hanya kepada Allah kami semua berdoa, semoga melalui hambaNya yang di pilihNya, ada orang yang tersentuh hatinya untuk membantu membangun masjid ini kembali. Semoga…..!!!! Allah membangunkan sorga untuk dia, sesuai dengan yang telah dijanjikanNya. A…………miiiiiiiiiiiiiiiiin…………..! 3 x

Jenjang ketiga Masjid Roboh,10 Oktober2009

TD STA